MALANG â Kota Sebal tiga pekan terakhir masuk daerah merah penyebaran Covid-19. Hal itu membuat Satgas Penanganan Covid-19 sentral memberi alarm untuk bisa mengerem angka penambahan pasien positif Covid-19.
Wali Kota Malang Sutiaji pun angkat kata mengenai alarm yang diberikan sebab Satgas Penanganan Covid-19 pusat terpaut masih masuknya dalam zona merah selama tiga pekan terakhir.
Sutiaji meminta waktu dua minggu untuk âmengeremâ angka penambahan pasien Covid-19 pada Kota Malang. âDua minggu-lah ya, â jawab Sutiaji saat ditanya target âmengeremâ angka penambahan penderita Covid-19.
Dirinya memaparkan hal yang akan dikerjakannya untuk menuntaskan Kota Malang muncul dari zona merah penyebaran Covid-19.
âPenguatan kampung tangguh. Kedua wajib bagi hukumnya yang terpapar sudah diisolasi, tidak boleh isolasi mandiri di safe house, â ujar Sutiaji ditemui pada Rabu petang (16/9/2020) di Balaikota Malang.
Menurutnya, melalui penguatan kampungâkampung tangguh ini nantinya sosialisasi adat kesehatan Covid-19 akan lebih kekar dilakukan. Terkait larangan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 untuk isolasi di safe house, Sutiaji beralasan peristiwa ini untuk menghindari penularan pada klaster â klaster keluarga dengan masih mendominasi penambahan pasien meyakinkan di Kota Malang.
Baca Juga: Pemprov DKI Gelar Tahlilan Sekda Saefullah Secara Virtual
Pria kelahiran Lamongan ini selalu menjelaskan ketersediaan safe house yang digunakan isolasi para pasien Covid-19 tanpa gejala, masih mencukupi.
âKetersediaannya masih 43 bed, makanya dengan gerakan memakai masker, harapannya nilainya (angka penggandaan pasien Covid-19) berkurang, â tuturnya.
Pihaknya justru terkendala orang â orang dengan memeriksa tes swab mandiri, tetapi hasilnya positif. Hal ini melaksanakan proses tracing belum berjalan maksimal. âIni yang mandiri yang kita susah kontrol, â ucap Sutiaji.